SEJARAH TARI DAN MACAM MACAM PERKEMBANGAN NYA
1. tari era prasejarah/era primitif
Sejarah Indonesia - Era primitif yaitu era prasejarah yakni era sebelumnya timbulnya kerajaan hingga belum juga miliki pemimpin dengan resmi. Era primitif ini kira-kira anatara th. 20. 000 SM – 400 M.
Pada era warga primitive ada 2 era yakni era batu serta era logam. Pada era batu peluang tari – tarian cuma disertai dengan sorak – sorai dan tepukan tangan. Sedang pada era logam telah ada peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan tari yakni nekara atau kendang yang di buat perunggu.
Di antara lukisan – lukisan yang hiasi nekara itu ada lukisan yang melukiskan penari yang pada kepalanya dihias bulu – bulu burung serta daun – daunan.
Seni tampil dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas satu situasi spesifik. lonjakan keceriaan seorang kala meraih kesenangan dapat membuat pergerakan ekspresif, lompatan manusia purba saat berburu binatang juga berlangsung dengan spontan.
Pergerakan - pergerakan berikut yang lalu mengkristal serta disusun berbentuk tarian. dari beragam momen satu hari - hari lalu terlahir bentuk - bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan berbentuk upacra ritual warga purba.
Dengan disertai pukulan - pukulan genderang serta semacamnya, grup warga purba bergerak - gerak melingkari api unggun yang menyala sembari melantunkan mantra - mantra serta nyanyian - nyanyian persembahan untuk nenek moyang mereka. berikut cikal akan tumbuhnya tari.
Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang berlandaskan keyakinan animisme, serta dinamisme. Tari ini lebih mengutamakan tari yang memuja roh beberapa leluhur serta estetika seni. Tari primitif umumnya adalah bentuk kehendak bersifat pernyataan maksud dikerjakan serta permintaan tarian itu dikerjakan.
Ciri tari pada era primitif yaitu kesederhanaan kostum, gerak serta iringan jadi lebih menguasai mempunyai tujuan untuk kehendak spesifik sehungga ungkapan ekspresi yang dilaksanakan terkait dengan keinginan yang dikehendaki. ciri – ciri tari primitif di antaranya :
1. gerak serta iringan begitu simpel bersifat hentakan kaki, tepukan tangan/lambang nada/gerak – gerak saja yang dilaksanakan
2. pergerakan dilaksanakan untuk tujuan spesifik umpamanya menirukan gerak binatang karna berburu, sistem inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen begitu simpel terbagi dalam tifa, kendang, /intrumen yang cuma dipukul dengan tetaplah bahkan juga tanpa ada mencermati dinamika
4. tata rias simpel bahkan juga dapat berakulturasi dengan alam sekitaran.
5. tari miliki sifat sakral karna untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh serta berkembang pada warga sejak mulai era prasejarah yakni era sebelumnya timbulnya kerajaan hingga belum juga miliki pemimpin dengan resmi. Kehidupan warga masih tetap bergerombol, beralih – ganti serta bercocok tanam.
7. tarian primitif basic geraknya yaitu maksud serta kehendak hati serta pernyataan kolektif.
8. atribut kemeja memanfaatkan bulu – buluan serta daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif umumnya berupa lingkaran karna menggambar kebolehan.
10. tarian ini berkembang pada warga yang menganutpola kebiasaan primitif/purba di mana terkait dengan pemujaan nenk moyang serta penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita serta tari dayang modan.
Era feodal/era penjajahan kira-kira pada th. 400 M – 1945. Type Tari era feodal ini diikuti dengan bermunculan beberapa pakar tari yang memberi jenis – jenis pengertian. Tokoh – tokoh itu di antaranya curt sach, soedarsono, corry hamstrong, la mery serta beda sebagainya.
Pada era ini tari mempunyai beragam guna di antaranya tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari yang berperan jadi upacara ritual serta yang berperan jadi hiburan pribadi beberapa tidak tercakup karna tari ritual biasanya lebih mementingkan tujuan ketimbang bentuk penyajiannya, sedang tari hiburan lebih mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu ketimbang kesenangan untuk menontonnya.
Pada era feodal ini tari di Indonesia banyak di pengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari luar terutama India. Setelah itu tampil Islam lewat kerajaan – kerajaan di Indonesia kala itu, dan dampak pelebaran lokasi bangsa barat yang lalu membawa kondisi tari di Indonesia lebih moderen.
Perubahan tari era feodal dikira baik karna dampak agama hindu, seni tari adalah sisi yang perlu dalam upacara keagamaan yang diantara buktinya yakni ada gambar atau relief candi yang melukiskan beberapa penari tengah menari disertai sebagian instrumen musik.
Pada era Indonesia Hindu lahir tari istana jadi seni yang mempunyai nilai artistik yang tinggi di antaranya golek, gambyong. Dengan masuknya dampak budaya hindu lahirb wayang wong, sapta bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng serta beda sebagainya.
Era feodal pula banyak di pengaruhi oleh dampak agama Islam. Dampak agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang karna dipakai jadi media penebaran agama Islam terlebih di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon serta Kerajaan Demak. Pada era ini tampil sebagian topeng di antaranya panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem, pentul serta beda sebagainya.
Setelah era invasi (pelebaran lokasi) bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya banyak tari yang di ciptakan oleh penata tari serta bangsawan di antaranya tari bedhaya, Srimpi, beksan, wireng, serta drama tari (sendratari). Pada era feodal/penjajahan pula banyak tampil tari yang bertema kepahlawanan/heroik di antaranya tari pejuang, bandayuda, prawiroguna, keprajuritan serta beda sebagainya.
Type tari era moderen ini diikuti dengan timbulnya koreografer – koreografer individu yang membuat karya – karya baru, lebih jadi ekspresi diri ketimbang ekspresi komunal. Ide koreografer perorangan jadi satu segi perlu dari efek kebudayaan barat. Tokoh – tokoh tari moderen di antaranya isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman serta beda sebagainya.
Tokoh tari moderen dari Indonesia salah nya ialah Sardono W Kusumodan Sal Murgiyanto. Karya tari yang tampil pada era moderen ini di antaranya Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Rimba yang Merintih. Di Indonesia pada saat sesudah merdeka juga tampil tari yang memiliki nuansa tradisionil garapan baru yakni tari Karno Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari Retno Tinanding, Tari Menak Koncar serta beda sebagainya
Dengan disertai pukulan - pukulan genderang serta semacamnya, grup warga purba bergerak - gerak melingkari api unggun yang menyala sembari melantunkan mantra - mantra serta nyanyian - nyanyian persembahan untuk nenek moyang mereka. berikut cikal akan tumbuhnya tari.
Tari primitif adalah tari yang berkembang di daerah yang berlandaskan keyakinan animisme, serta dinamisme. Tari ini lebih mengutamakan tari yang memuja roh beberapa leluhur serta estetika seni. Tari primitif umumnya adalah bentuk kehendak bersifat pernyataan maksud dikerjakan serta permintaan tarian itu dikerjakan.
Ciri tari pada era primitif yaitu kesederhanaan kostum, gerak serta iringan jadi lebih menguasai mempunyai tujuan untuk kehendak spesifik sehungga ungkapan ekspresi yang dilaksanakan terkait dengan keinginan yang dikehendaki. ciri – ciri tari primitif di antaranya :
1. gerak serta iringan begitu simpel bersifat hentakan kaki, tepukan tangan/lambang nada/gerak – gerak saja yang dilaksanakan
2. pergerakan dilaksanakan untuk tujuan spesifik umpamanya menirukan gerak binatang karna berburu, sistem inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen begitu simpel terbagi dalam tifa, kendang, /intrumen yang cuma dipukul dengan tetaplah bahkan juga tanpa ada mencermati dinamika
4. tata rias simpel bahkan juga dapat berakulturasi dengan alam sekitaran.
5. tari miliki sifat sakral karna untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh serta berkembang pada warga sejak mulai era prasejarah yakni era sebelumnya timbulnya kerajaan hingga belum juga miliki pemimpin dengan resmi. Kehidupan warga masih tetap bergerombol, beralih – ganti serta bercocok tanam.
7. tarian primitif basic geraknya yaitu maksud serta kehendak hati serta pernyataan kolektif.
8. atribut kemeja memanfaatkan bulu – buluan serta daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif umumnya berupa lingkaran karna menggambar kebolehan.
10. tarian ini berkembang pada warga yang menganutpola kebiasaan primitif/purba di mana terkait dengan pemujaan nenk moyang serta penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita serta tari dayang modan.
2. Tari era feodal/penjajahan (400 M – 1945)
Era feodal/era penjajahan kira-kira pada th. 400 M – 1945. Type Tari era feodal ini diikuti dengan bermunculan beberapa pakar tari yang memberi jenis – jenis pengertian. Tokoh – tokoh itu di antaranya curt sach, soedarsono, corry hamstrong, la mery serta beda sebagainya.
Pada era ini tari mempunyai beragam guna di antaranya tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari yang berperan jadi upacara ritual serta yang berperan jadi hiburan pribadi beberapa tidak tercakup karna tari ritual biasanya lebih mementingkan tujuan ketimbang bentuk penyajiannya, sedang tari hiburan lebih mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu ketimbang kesenangan untuk menontonnya.
Pada era feodal ini tari di Indonesia banyak di pengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari luar terutama India. Setelah itu tampil Islam lewat kerajaan – kerajaan di Indonesia kala itu, dan dampak pelebaran lokasi bangsa barat yang lalu membawa kondisi tari di Indonesia lebih moderen.
Perubahan tari era feodal dikira baik karna dampak agama hindu, seni tari adalah sisi yang perlu dalam upacara keagamaan yang diantara buktinya yakni ada gambar atau relief candi yang melukiskan beberapa penari tengah menari disertai sebagian instrumen musik.
Pada era Indonesia Hindu lahir tari istana jadi seni yang mempunyai nilai artistik yang tinggi di antaranya golek, gambyong. Dengan masuknya dampak budaya hindu lahirb wayang wong, sapta bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng serta beda sebagainya.
Era feodal pula banyak di pengaruhi oleh dampak agama Islam. Dampak agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang karna dipakai jadi media penebaran agama Islam terlebih di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon serta Kerajaan Demak. Pada era ini tampil sebagian topeng di antaranya panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem, pentul serta beda sebagainya.
Setelah era invasi (pelebaran lokasi) bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya banyak tari yang di ciptakan oleh penata tari serta bangsawan di antaranya tari bedhaya, Srimpi, beksan, wireng, serta drama tari (sendratari). Pada era feodal/penjajahan pula banyak tampil tari yang bertema kepahlawanan/heroik di antaranya tari pejuang, bandayuda, prawiroguna, keprajuritan serta beda sebagainya.
3. Tari era moderen (era sesudah indonesia merdekan hingga saat ini)
Type tari era moderen ini diikuti dengan timbulnya koreografer – koreografer individu yang membuat karya – karya baru, lebih jadi ekspresi diri ketimbang ekspresi komunal. Ide koreografer perorangan jadi satu segi perlu dari efek kebudayaan barat. Tokoh – tokoh tari moderen di antaranya isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman serta beda sebagainya.
Tokoh tari moderen dari Indonesia salah nya ialah Sardono W Kusumodan Sal Murgiyanto. Karya tari yang tampil pada era moderen ini di antaranya Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Rimba yang Merintih. Di Indonesia pada saat sesudah merdeka juga tampil tari yang memiliki nuansa tradisionil garapan baru yakni tari Karno Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari Retno Tinanding, Tari Menak Koncar serta beda sebagainya
No comments:
Post a Comment